Bukankah cinta itu suci, sesuci embun pagi?
Bukankah cinta itu mulia dan tinggi?
Bukankah cinta itu datang dari kebersihan hati lalu melahirkan kemuliaan budi, kasih dan kepekaan jiwa?
Benarkah itu cinta,
Kalau kita semakin keji dan hina?
Benarkah itu cinta,
kalau kita semakin bodoh dan lupa kemuliaan diri?
Benarkah itu cinta,
kalau kehidupan kita hilang pedoman lalu terdampar dipantai maksiat?
Benarkah itu cinta,
kalau kita lupa diri hingga tercampak kelembah yang hina dina?
Benarkah cinta yang menjadikan kita bodoh, hina, keji dan lupa diri?
Benarkah cinta yang menjadikan hati kita hitam dan kotor hingga diri kita tidak lagi ‘suci’?
Benarkah cinta yang menjadikan kita sesat dalam kehidupan?
Benarkah cinta yang menjadikan kita lupa dari mana kita datang, untuk apa didatangkan dan kemana akhirnya kehidupan?
Benarkah itu cinta Atau nafsu yang menggoda
Atau syaithan yang memperdaya
Atau Iman yang yang semakin kehilangan Nyala
Benarkah itu cinta
Atau kejahilan yang menguasai
Atau dunia yang memperdaya diri
Atau kita yang buta dan lupa
Buta terhadap kebenaran dan Iman
Buta terhadap kemuliaan dan ketinggian
Lupa terhadap syaithan yang penuh kebencian
lupa terhadap nafsu yang memperdayakan insan
Bukankah semua kita inginkan kemuliaan
Bukankah semua kita mencari kebahagiaan
Bukankah semua kita mencari ‘jalan pulang’
Kenapa kehinaan yang datang
Kenapa tiada lagi damai dan ketenangan
Kenapa kita tersesat di pertengahan jalan
Kenapa kita terlupa ‘jalan pulang’
Benarkah itu cinta?
Atau kita yang diperdaya
Kehinaan di hias hingga mempersonakan
Kesementaraan dinampakkan kekal
Segala yang busuk terbau harum
Segala yang keji ternampak indah